Kamis, 04 Juni 2009

Perkawinan dalam Adat Batak


Perkawinan dalam Adat Batak

Contoh Pernikahan Yang Baik dan Tidak Baik :

1. Kawin Lari atas kesepakatan bersama(Mangalua) .
Kawin lari atau Mangalua atas kesepakatan kedua calon mempelai sangat sering terjadi. Kasus ini timbul karena orang tua tidak merestui si pemuda atau si pemudi pilihan anaknya.

2. Kawin Lari dengan paksa(Mangabing Boru).
Jika seorang pemuda jatuh cinta kepada seorang gadis, tetapi lamarannya ditolak secara sepihak oleh orang tua, demi menutupi malu dan didorong rasa cintanya yang berapi-api, maka si pemuda mengajak beberapa orang temannya untuk menculik si gadis dan membawa si gadis kerumahnya utk dijadikan istri. Perbuatan ini dianggap pelanggaran susila tetap masih ada jalan terbuka untuk perundingan.

3.Perkawinan atas desakan si gadis(Mahuempe/ Mahiturun) .
Bentuk perkawinan mahuempe terjadi bila si gadis pergi menemui si pemuda atas prakarsa dan kemauannya sendiri. biasanya si gadis ditemani oleh beberapa temannya mendatangi si pemuda dan mendesak agar perkawinan segera dilaksanakan. Mahiturun adalah perkawinan yang hampir sama dengan mahuempe, bedanya dalam mahiturun si pemudi jauh lebih aktif dan agresif dibanding mahuempe.

4.Perkawinan untuk menggantikan istri yg meninggal(Panoroni) .
Jika seorang istri meninggal dan mempunyai beberapa anak yg masih kecil-kecil, timbul masalah siapa yang akan mengasuhnya nanti. Dalam hal ini si Duda dapat meminta kepada orang tua si istri(Parboru) untuk mencarikan pengganti istri yang sudah tiada.

5.Perkawinan karena suami meninggal(Singkat Rere).
Jika seorang suami meninggal,maka akan timbul masalah bagi si janda untuk penghidupannya di kemudian hari dan jika si janda masih sehat dan masih mampu memberikan keturunan dan tidak keberatan untuk kawin lagi maka yg pertama harus dipertimbangkan menjadi calon suaminya ialah adik laki-laki dari si suami yang meninggal,atas dasar ‘ganti tikar’(singkat rere). Kalau pria yang mengawini si janda ialah adik atau abang kandung si suami atau saudara semarga yang sangat dekat dengan almarhum, maka istilah perkawinannya disebut pagodanghon atau pareakkon.

6.Bigami atau Poligami (Marimbang, Tungkot).
Jaman dulu banyak lelaki yang malakukan poligami dengan alasan mengapa mereka mengambil istri kedua atau lebih, sebagian menyatakan untuk memperoleh keturunan yaitu karena masih belum mendapatkan keturunan laki-laki. tetapi ada juga yang bermaksud memperbesar kekeluargaan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraaan atau disebut pabidang panggagatan(melebarkan lapangan tempat merumput). Dalam kasus perkawinan bigami(marsidua- dua) kedudukan istri kedua sangat seimbang dengan istri pertama, sebab itu disebut marimbang. atau yang lain yaitu si istri pertama memilih istri kedua dari kalangan keluarga terdekat dan disebut tungkot(tongkat).

7.Perkawinan sebagai agunan utang(Parumaen di losung).
perkawinan ini ialah perkawinan yg menggunakan anak gadis sebagai agunan utang si bapak dari si gadis tsb. Jika seorang bapak mempunyai utang pd seseorang dan belum mampu melunasinya, maka sebagai agunan utangnya dia menyerahkan anak gadisnya utk dipertunangkan kepada anak si pemberi utang.

8.Perkawinan menumpang pada mertua(Marsonduk Hela).
Perkawinan marsonduk hela hampir sama dgn perkawinan biasa, tetapi karena mas kawin(sinamot) yang harus diserahkan kurang, maka diputuskan si laki-laki itu menjadi menantunya dan dia akan tinggal bersama mertuanya untuk membantu segala pekerjaan dari mulai pekerjaan rumah sampai sawah. Pihak sinonduk hela(menantu) tidak seumur hidup harus tinggal berasama mertuanya, jika keadaan sudah memungkinkan dia dapat pindah di rumahnya sendiri.

9.Perkawinan setelah digauli paksa(Manggogoi) .
Jika laki-laki menggauli perempuan secara paksa(manggogoi) ada dua hal yg mungkin terjadi. Jika perempuan tidak mengenal pria tersebut dan tidak bersedia dikawinkan maka pria tsb dinamakan pelanggar susila hukumannya ialah hukuman mati. Tetapi jika si perempuan bersedia melanjutkan kasusnya ke arah perkawinan yang resmi ,maka prosedurnya sama dengan mangabing boru. (JANGAN DITIRU!!!!)

10.Pertunangan anak-anak(Dipaorohon).
Pertunangan anak-anak pd jaman dahulu bukanlah hal yg aneh, hal ini sering dilakukan oleh raja-raja dahulu. beberapa alasan mempertunangkan anak-anak: hubungan persahabatan/ kekeluargaan, seseorang tidak mampu membayar utang kepada pemberi utang, dll.

Suhi ni Ampang Naopat



Pada pesta perkawinan yang mutlak (martohonan) adalah Suhi ni Ampang Naopat :
yaitu :
1. Pihak Paranak (pengantin laki-laki) yang menerima ulos :
* Ulos Pansamot : Orangtua pengantin
* Ulos Paramaan : Abang / adik orangtua pengantin
* Ulos Todoan : Abang Adik dari Ompung suhut pengantin
* Ulos Sihunti Ampang : saudara perempuan dari Pengantin (ito) atau saudara

perempuan dari orangtua pengantin (Namboru)
2. Pihak Parboru (pengantin wanita) yang menerima sinamot :
* Si jalo bara / Pamarai : Abang / adik dari pengantin
* Si jalo upa tulang : Tulang dari Pengantin
* Si jalo Todoan : abang / adik Ompung Suhut pengantin atau Simandokkon yaitu ito

Pengantin (disesuai Hasuhuton & Tonggo Raja)
* Si jalo Upa Pariban : kakak atau Namboru Pengantin

Ternyata di liat-liat adat batak Ribet juga yah...
Tapi apapun itu tetep I LoVe BATAK....... ^^

Senin, 01 Juni 2009

ADAT BATAK


ADAT BATAK

Pengantar
Adat : Adalah kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang dan turun temurun serta dianggap hal yang baik. Kehidupan orang Kristen dari suku Batak tidak bisa lepas dari adat Batak. Sejak lahir hingga meninggal, acara keluarga selalu dikaitkan dengan adat disamping atau bersamaan dengan acara yang bersifat rohani. Memang ada aliran tertentu dari gereja yang menganggap semua adat adalah kafir dan tidak boleh diikuti. Tapi sepanjang acara adat tidak bertentangan dengan atau sudah disesuaikan dengan terang iman Kristiani tidak salah dilaksanakan. Bukankah semua bangsa, suku bangsa atau etnis di dunia ini mempunyai budaya dan adat kebiasaan? Adat Batak : Adalah adat yang dilakukan oleh etnis Batak. Ada 6 sub etnis orang batak yaitu :

1. Batak Toba
2. Batak Simalungun
3. Batak Mandailing
4. Batak Karo
5. Batak Fakfak
6. Batak Angkola

Satu dengan yang lain berbeda. Tapi satu yang pasti sama yaitu sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu (DNT).
Peristiwa yang tidak lepas dari kegiatan Adat :

1. Lahir
2. Baptisan
3. Sidi
4. Pernikahan
5. Ulang Tahun
6. Meninggal

Kekerabatan yang sama pada semua sub etnis tersebut adalah adat Dalihan Na Tolu (DNT) yaitu tiga kedudukan fungsional setiap individu walaupun istilahnya bisa berbeda antara sub etnis dengan sub etnis yang lain yaitu :

Toba Angkola Mandailing Simalungun Karo Fakfak
1. Dongan Tubu Kahanggi Kahanggi Sanina - -
2. Hula-hula Mora Mora Tondong Kalimbubu -
3. Boru Anak Boru Anak Boru Boru Jabu Anak Beru -

Dalam satu acara (adat), yang punya hajat disebut suhut sihabolonan. Teman semarga dari suhut adalah Dongan Tubu. Yang menjadi pengayom atau pemberi petuah/nasehat dalam acara itu adalah Hula-hula, yaitu semua marga yang hadir yaitu pihak yang memberi putri menjadi isteri dari Dongan Tubu, terutama suhut (yang punya hajat).
Dan pihak yang menjadi “Parhobas” yaitu yang melayani demi kelancaran acara adalah Boru yaitu semua keluarga yang hadir yang isterinya berasal dari marga suhut atau Dongan Tubu. Dari situasi ini terlihat bahwa satu keluarga bisa menjadi Dongan Tubu atau Hula-hula atau Boru dalam satu acara, tergantung bagaimana hubungan keluarga tersebut dengan suhut (yang mempunyai hajat).

Semua yang hadir dalam acara adat dapat masuk kedalam salah satu unsur DNT. Umpama, keluarga dari marga lain tapi sang isteri satu marga dengan isteri suhut (yang punya hajat) dan biasa disebut pariban ni suhut masuk dalam golongan dongan tubu. Pariban ni hula-hula masuk golongan hula-hula. Dongan Tubu ni Boru masuk golongan Boru. Dari situasi itu terlihat bahwa orang batak sangat demokratis.

Satu falsafah orang Batak adalah :
Pantun Hangoluan, Tois Hamagoan (Hamatean)
Artinya : Kesatuan adalah awal keberhasilan (kehidupan), sedangkan kesombongan awal dari kehancuran.

Sifat negatif dari orang Batak yang sering dibahas adalah HOTEL
Yaitu : Hosom : Dendam
Teal : Tidak tahu diri atau menganggap diri tidak sesuai dengan yang sebenarnya
Late : Benci
Elat : Dengki dan tidak suka orang lain lebih berhasil (sirik)
(Walau ada benarnya tetapi JANGAN DITIRU Yah ^^)


TIGA SERANGKAI dalam Adat Batak

Dalihan na tolu : Tiga tungku Adalah Tiga unsur untuk mendukung yaitu :

Tiga kedudukan fungsional :
• Dongan Tubu (pihak semarga)
• Hula-hula (pihak pemberi perempuan/isteri)
• Boru (pihak penerima perempuan/isteri)

Tiga sikap batin orang Batak/Dalian Tolu :
• Manat mardongan tubu : Sikap yang menghormati teman semarga atau tetangga terdekat
• Somba marhula-hula : Sikap menghargai asal-usul ibu, isteri, menantu perempuan atau tetangga yang dituakan.
• Elek marboru : Sikap yang melindungi pihak yang menikahi puteri.
Arti sebenarnya dari ketiga sikap batin ini adalah saling menghormati/menghargai/mengasihi.



Tiga Kaidah Batak :
1. Saling menghormati (respect the other)
2. Saling menghargai (honor the other)
3. Saling menolong (love the oteher)

Tiga filosofi orang Batak (3H) :
1. Hamoraon : Kekayaan
2. Hagabeon : Keturunan / umur panjang
3. Hasangapon : Kehormatan

Tiga tahap acara pernikahan :
1. Catatan sipil (Upacara agama)
2. Pemberkatan di Gereja (Upacara agama)
3. Pesta adat (Upacara adat DNT dikenal dengan istilah Marunjuk)
Catatan : Sebenarnya kalau menurut UU Perkawinan, pemberkatan dulu baru catatan sipil. Urut-urutan diatas dilakukan hanya untuk praktisnya.

Tiga aspek kehidupan :
1. Aspek agama
2. Nikah
3. Meninggal

Selasa, 19 Mei 2009

Manurung



Ini Loh Keluarga sederhana kita.....
Keluarga manurung dari Bokap M.J.E Manurung & Nyokap Bonur Siahaan. Dan yang dikaruniai 6 orang anak (1 Laki" dan 5 Perempuan) Hebat yah ^^, ini dia nama" dari anak" nya:
1. Henriko Pungu Humisar Manurung
2. Imelda Kristina Tiurma Manurung
3. Clara Veronika Manurung
4. Mei Herawati Manurung
5. Helen Nataliana Manurung
6. Maria Septiani Manurung
Lengkap Kan!!!!!!!! Ini dia gambar keluarga yang sederhana ^^
 

My Blog List

Term of Use

My Manurung Big Fam Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino